,Larutan Sejati
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk
campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki
ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1
- 100 nm), sehingga
terkena efek
Tyndall. Bersifat
homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan
kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga
dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran
biasa (suspensi).
Koloid mudah
dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang
dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia
koloid menjadi kajian
tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.
Macam-macam koloid
Koloid memiliki
bentuk bermacam-macam, tergantung dari fase zat pendispersi dan zat terdispersinya. Beberapa jenis
koloid:
- Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).
- Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen dan tinta).
- Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu tidak saling melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan).
- Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya).
- Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem).
Sifat-sifat Koloid
- Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel
koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek
tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893),
seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall
adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan
sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan
cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi
karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar
untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati,
partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit
dan sangat sulit diamati.
- Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan
partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu
(gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra,
maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk
zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu
zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat
cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi
di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium
pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan
tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut
berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka
tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu
resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga
terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil
ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula,
semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi.
Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak
ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak
Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin
tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki
partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari
partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya,
semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
- Adsorpsi
Adsorpsi ialah
peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan
partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel.
(Catatan : Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya
penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid
Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii)
Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya
menyerap ion S2.
- Muatan koloid
Dikenal dua
macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.
- Koagulasi koloid
Koagulasi
adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya
koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat
terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara
kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
- Koloid pelindung
Koloid
pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari
proses koagulasi.
- Dialisis
Dialisis ialah
pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses
dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui
membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable
ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan
cairan akan berpisah.
- Elektroforesis
Elektroferesis
ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan
arus listrik.
Suspensi
(campuran)
Dalam ilmu kimia, suspensi
(Inggris: suspension) adalah suatu
campuran fluida yang mengandung partikel padat. Atau dengan kata lain campuran heterogen dari zat
cair dan zat padat yang dilarutkan dalam zat cair tersebut. Partikel padat
dalam sistem suspensi umumnya lebih besar dari 1 mikrometer sehingga cukup
besar untuk memungkinkan terjadinya sedimentasi. Tidak seperti
koloid, padatan pada suspensi akan mengalami
pengendapan/sedimentasi walaupun tidak terdapat gangguan.
Suspensi cairan
atau padatan (dalam jumlah kecil) di dalam gas disebut sebagai aerosol. Contoh sistem aerosol dalam kehidupan manusia adalah
debu di atmosfer.
Contoh umum
- Lumpur di mana tanah, dan lempung tersuspensi di air.
- Tepung dapat tersuspensi di air.
- Kabut yaitu sistem air yang tersuspensi di udara.
- Cat
- Suspensi debu kapur di udara.
- Suspensi partikel di udara.
- campuran pasir dengan air
- sirup obat batuk
Larutan Sejati
Dalam kimia, larutan
adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya
lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat)
terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan
pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan
proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan
atau solvasi.
Contoh larutan
yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat
pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam
cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat,
misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
Daftar isi
|
Konsentrasi
Konsentrasi larutan
menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam
larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut
dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per
million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan
sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi
tinggi).
Pelarutan
Ion natrium
tersolvasi oleh molekul-molekul air
Molekul
komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada
proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan
dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarut
sama-sama polar, akan
terbentuk suatu sruktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini
memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil.
Bila komponen
zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada suatu titik
komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat
terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik
padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat
terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai
larutan jenuh. Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara umum, kelarutan
suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu)
sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat, walaupun ada
perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara umum kurang peka
terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan gas
dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.
Larutan ideal
Bila interaksi
antarmolekul komponen-komponen larutan sama besar dengan interaksi antarmolekul
komponen-komponen tersebut pada keadaan murni, terbentuklah suatu idealisasi
yang disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhi hukum Raoult, yaitu bahwa tekanan uap pelarut (cair)
berbanding tepat lurus dengan fraksi
mol pelarut dalam
larutan. Larutan yang benar-benar ideal tidak terdapat di alam, namun beberapa
larutan memenuhi hukum Raoult sampai batas-batas tertentu. Contoh larutan yang
dapat dianggap ideal adalah campuran benzena dan toluena.
Ciri lain
larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan tepat volume
komponen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal, penjumlahan volume zat
terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama dengan volume larutan.
Sifat koligatif larutan
Larutan cair
encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek kolektif jumlah
partikel terlarut, disebut sifat koligatif (dari kata Latin colligare, "mengumpul bersama"). Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan gejala tekanan osmotik.
Jenis-jenis larutan
Larutan dapat
diklasifikasikan misalnya berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya. Tabel berikut menunjukkan
contoh-contoh larutan berdasarkan fase komponen-komponennya.
Contoh larutan
|
Zat terlarut
|
|||
Gas
|
Cairan
|
Padatan
|
||
Pelarut
|
Gas
|
Bau suatu zat padat yang timbul dari larutnya molekul padatan
tersebut di udara
|
||
Cairan
|
||||
Padatan
|
||||
Berdasarkan
kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat
dibedakan sebagai larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan
elektrolit mengandung zat elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik, sementara larutan
non-elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.



0 komentar:
Posting Komentar